Kamis, 07 April 2022

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIVISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman dan latihan dalam hubungan stimulus dan respon. 2. Faktor-faktor Pendukung Belajar Behavioristik a. Stimulus yaitu apa saja yang diberikan guru b. Respon yaitu apa saja yang dapat dihasilkan siswa. c. Reinforcement faktor penguatan . Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. d. positive reinforcement yaitu penguatan ditambahkan maka respon akan semakin kuat. e. negative reinforcement yaitu bila penguatan dikurangi respon pun akan tetap dikuatkan. 3. Tokoh -tokoh aliaran Behavioristik a. Edward Lee Thorndike (1874-1949) b. John Broades Watson (1878-1958) c. Edwin Ray Guthrie (1886-1959) d. Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990) 4. Teori Belajar Behavioristik a. Perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati. b. Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur. c. Dalam kegiatan belajar siswa perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. d. Belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar secara lebih komprehensif 5. Ciri –ciri Teori Belajar Behavioristik Adapun ciri-ciri teori belajar behavioristik adalah, a. Mementingkan pengaruh lingkungan b. Mementingkan bagian bagian c. Mementingkan peranan reaksi d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar e. Mementingkan sebab sebab di waktu yang lain f. Mementingkan pembentukan kebiasaan g. Dalam pemecahan masalah, ciri khasnya trial and error. 6. Hukum-hukum Teori Behavioristik a. Hukum Latihan (The law of exercise) Hukum ini menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan menjadi kuat apabila sering digunakan (law of use), dan sebaliknya akan menjadi lemah jika tidak digunakan (law of disuse). b. Hukum Akibat (The law of effect) Hukum ini menyatakan bahwa satu tindakan atau perbuatan yang menghasilkan rasa puas (menyenangkan) akan cenderung diulang, sebaliknya tindakan atau perbuatan yang menghasilkan rasa tidak puas (tidak menyenangkan) akan cendeung tidak diulang. c. Hukum Kesiapan (The law of readiness) Hukum ini menyatakan bahwa proses belajar akan berhasil dengan baik apabila siswa memiliki kesiapan, yaitu kecenderungan untuk bertindak. d. Law of multiple response, yaitu individu mencoba menyikapi stimulus dengan berbagai respon sampai mendapatkan respon yang tepat; e. Law of attitude, yaitu proses belajar dapat berlangsung bila ada kesiapan mental yang positif pada siswa. f. Law of partial activity, yaitu individu dapat bereaksi secara selektif terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam situasi tertentu. g. Law of response by analogy, yaitu individu cenderung mempunyai reaksi yang sama terhadap situasi baru yang mirip dengan situasi yang pernah dialaminya. 7. Contoh Program Belajar Behavioristik a. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul, dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus–respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), b. Penguatan positif 18 (positive reinforcement) bisa diberikan dalam bentuk pujian, dukungan, atau hadiah dengan tujuan untuk menguatkan hubungan antara S-R. c. Penguatan negatif (negative reinforcement) bertujuan untuk melemahkan hubungan antara S-R yang bisa diberikan dalam bentuk pengurangan bahkan sampai penghilangan stimulus menyenangkan yang pada awalnya diterima oleh siswa. 8. Implementasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran a. Pemberian ulangan atau tes b. Dalam pembelajaran perlu adanya proses pengulangan (repetition) materi. c. Pemberian stimulus yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. d. Pemberian hukuman dan hadiah diperlukan dalam rangka menciptakan disiplin kelas yang kondusif untuk proses pembelajaran. e. Pemberian hadiah atau hukuman harus dilakukan secara variative. f. Proses pembelajaran akan berjalan secara efektif jika siswa sudah memiliki kesiapan untuk mengikuti proses belajar. 9. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran Agama Islam Penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting untuk di realisasikan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam pendapat Ivan Pavlo terkait dengan pradigma kondisioning mengatakan bahwa perubahan perilaku dapat terwujud apabila sering dilakukan rangsangan serta pengulangan. Senada dengan hal tersebut, penerapan teori belajar behavioristik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan cara memberikan penguatan, motivasi, rangsangan, serta latihan-latihan. Contoh: Berikut penjelasannya: 1. Penguatan yang dimaksud disini adalah pembahasan ulang atau meriview kembali pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Motivasi yang dimaksud adalah sebelum pembahasan materi pembelajaran PAI, guru Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan disampaikan. Misalanya, ketika dalam materi ajar membahas terkait dengan Sejarah islam, maka guru terlebih dahulu menceritakan secara singkat tentang kisah inspiratif dari Rasulullah Saw. 3. Rangsangan yang dimaksud disini adalah dalam proses pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam meberikan stimulus-stimulus yang dapat membuat peserta didik bergairah dalam belajar. Misalnya guru memberikan reward kepada peserta didik yang berprestasi. 4. Memberikan latihan-latihan maksudnya adalah setelah materi pembelajaran PAI selesai, maka Guru Pendidikan Agama Islam tersebut memberikan latihan-latihan terkait dengan materi yang diajarkan pada saat itu. Misalanya, guru memberikan latihan uraian sebelum mengakhiri pertemuan. Berangkat dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam , Guru pendidikan Agama Islam menerapkan teori belajar behavioristik. Hal itu dibuktikan dengan di tuangkannya B. TEORI BELAJAR KOGNITIF 1. Pengertian Belajar Kognitif Semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. 2. Teori Belajar Kognitif menurut para ahli a. Piaget proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahaptahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. b. Bruner proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. c. Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang, Dan belajar hafalan akan terjadi bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep konsep relevan atau subsume-subsumer relevan, informasi baru dipelajari secara hafalan d. Gagnae belajar konsep merupakan suatu bagian dari suatu hierarki delapan bentuk belajar. Dalam hierarki ini, setiap tingkat belajar bergantung pada tingkat-tingkat sebelumnya Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga di antaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik (Dahar, 2011, hlm. 118). 3. Ada lima kemampuan yang ditinjau dari segi-segi yang diharapkan dari suatu pengajaran atau instruksi,. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan keterampilan motorik. a. Keterampilan intelektual Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. b. Strategi kognitif Suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir disebut sebagai strategi kognitif. Strategi kognitif dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, dan pengelompokkan yang disarankan oleh Weinstein dan Mayer (dalam Dahar, 2011, hlm. 122) adalah sebagai berikut: 1) Strategi menghafal. Siswa melakukan latihan mereka sendiri tentang materi yang dipelajari. Dalam bentuk yang paling sederhana, seperti mengulangi nama-nama dalam suatu urutan (nama pahlawan, tahun pecahnya perang dunia, dan lain-lain). 2) Strategi elaborasi. Siswa mengasosiasikan hal-hal yang akan dipelajari dengan bahan-bahan lain yang tersedia. 3) Strategi pengaturan. Menyusun materi yang akan dipelajari ke dalam suatu kerangka teratur merupakan teknik dasar strategi ini. 4) Strategi metakognitif. Meliputi kemampuan siswa untuk menentukan tujuan belajar, memperkirakan keberhasilan pencapaian tujuan itu, dan memilih alternatifalternatif untuk mencapai tujuan itu. 5) Strategi afektif. Teknik ini digunakan para siswa untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian untuk mengendalikan kemarahan dan menggunakan waktu secara efektif. c. Sikap Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup lainnya. Informasi verbal d. Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal. Menurut teori, pengetahuan verbal ini disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. e. Keterampilan motorik Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis. 1. Implikasi Teori Kognitif dalam PAI Teori kognitif merupakan suatu teori yang dimana bertumpu pada perkembangan daya serap otak atas informasi yang telah diterimanya. Oleh karena itu teori ini lebih sesuai digunakan dalam mata pelajaran Fiqih, Al-Quran dan Al-Hadis, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa teori ini dapat digunakan disetiap bidang pengetahuan apapun. Dalam kaitannya dengan materi Fiqih dan Al-Quran dan Al-Hadis penerapan teori kognitif ini menurut penulis sangat cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori ini, memusatkan perhatian, banyak faktor yang mempengaruhi perhatian siswa. Dalam permulaan pelajaran, guru dapat membuat kontak mata atau berbuat sesuatu yang mengejutkan sisiwa dengan maksud untuk menarik perhatian siswa. mengidentifikasi apa yang penting, sulit, dan tidak bisa, belajar dapat dipertinggi jika guru membantu siswa merasa betapa pentingnya informasi baru dan cara motivasi,latihan,dan penguatan karakter siswa.Adapun perubahan tingkah laku yang baik dari peserta didik ialah sikap toleransi,interaktif dalam belajar,termotivasi dalam belajar,penghargaan dan sanksi. 2. Perbedaan antara aliran behavioristik dan aliran kognitif adalah: Teori behavioristik mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori kognitif lebih mementingkan apa yang ada dalam diri. Kedua dalam teori behavioristik mementingkan pada bagian-bagian, namun dalam teori kognitif mementingkan keseluruhan. Ketiga pada teori behavioristik mengutamakan peran reaksi, dan pada teori kognitif menguatkan fungsi kognitif. Keempat dalam teori belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis, dalam teori kognitif terjadi kesinambunagan dalam diri.Kelima teori behavioristik dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, dan teori kognitif tergantung pada saat itu. Keenam teori behavioristik mementingkan pembentukan kebiasaan, dan pada teori kognitif mementingkan terbentuknya struktur kognitif. Ketujuh pada teori behavioristik dalam memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and eror, sedangkan pada teori kognitif untuk memecahkan masalah didasarkan kepada insight. NO TEORI BEHAVIORISTIK TEORI KOGNITIVISME 1 mementingkan pengaruh lingkungan mementingkan apa yang ada dalam diri 2 mementingkan pada bagian-bagian, mementingkan keseluruhan 3 mengutamakan peran reaksi menguatkan fungsi kognitif 4 hasil belajar terbentuk secara mekanis terjadi kesinambunagan dalam diri 5 dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu tergantung pada saat itu 6 mementingkan pembentukan kebiasaan mementingkan terbentuknya struktur kognitif 7 memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and eror memecahkan masalah didasarkan kepada insight aspek penguatan, motivasi, rangsangan dan Latihan-latihan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Written by MUHAMAD MUHALASIN dalam MATERI TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PADA PPG AKIDAH AKHLAK 2022 DARING UIN SAIZU PURWOKERTO

Tidak ada komentar: