Sabtu, 14 Oktober 2023

AKHLAK TERPUJI DALAM ISLAM

AKHLAK TERPUJI DALAM ISLAM A. Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. B. Bentuk Akhlak Terpuji. 1. Hidup Bersih Hidup bersih adalah menjalani kehidupan dengan selalu menjaga kebersihan. Anjuran untuk hidup bersih merupakan perintah agama dan perintah sosial. Dalam agama, hidup bersih merupakan bagian keimanan itu sendiri. Hidup bersih mengandung dua pengertian: a. Dalam pengertian fisik, bersih mencakupbersih badan, bersih pakaian, bersih tempat tidur, bersih ruang kelas, bersih tempat tinggal dan lingkungan, bersih tempat ibadah. Bersih dalam arti suci. b. Selain bersih fisik, seperti yang disebutkan di atas, ada pula bersih rohani.Bersih rohani artinya bersih dalam bersikap seperti menyayangi orang lain, berperilaku bagus dan rukun dengan tetangga, menasehati teman yang melakukan kejahatan, menghormati kedua orang tua dan mengikuti perintahnya, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan terpuji sebagai indikator seseorang itu dapat disebut memiliki rohani yang bersih. 1) Menjaga Kelestarian Hutan Hutan merupakan faktror yang sangat penting untuk menopang kehidupan di bumi. Kenyataannya, luas hutan hanya seperempat bagian dari daratan bumi. Hutan memberikan perlindungan kepada kestabilan tanah, iklim lokal, dan menyerap pemanasan global. Hutan juga menjadi habitat berbagi jenis flora dan fauna. Dari sudut pandang ekonomi, hutan tidak hanya menghasilkan kayu industri dan kayu bakar, akan tetapi juga obat-obatan dan tanaman bermanfaat lainnya. 2) Menjaga Kebersihan Laut Samudera sangat berpengaruh kepada sistem cuaca harian dan iklim jangka panjang bumi. Hampir 75% panas dari matahari yang mencapai bumi tersimpan oleh samudera. Laut merupakan sumber kehidupan manusia. Di laut orang bisa mengambil ikan, berlayar, mengambil energi, dan masih banyak lagi kepentingan lain. Oleh karena itu kita wajib melindungi laut dari yang merusak ekosistemnya. 2. Kasih Sayang Menyayangi orang lain yaitu berperilaku bagus dan rukun dengan tetangga, menasehati teman yang melakukan kejahatan, menghormati kedua orang tua dan mengikuti perintahnya, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan terpuji sebagai indikator seseorang itu dapat disebut memiliki rohani yang bersih. 3. Disiplin Disiplin dapat diartikan melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan, petunjuk, kesepakatan atau jadual. Dalam agama Islam, disiplin merupakan ajaran yang sangat penting. 4. Adab Kepada Orang Tua dan Guru. Al-Quran pada dasarnya sudah memberikan contoh minimal atas apa yang tidak boleh dilakukan terhadap orang tua (bapak dan ibu). Di sana disebutkan ―janganlah kamu mengatakan “ah” kepada kedua orang tua kamu, akan tetapi katakanlah kepada mereka kata- kata yang mulia (Q.S. al-Isra [17]: 23-24). Adab kepada orang tua tidak semata dalam bentuk kata seperti itu, akan tetapi juga terkait dengan tingkah laku maupun sikap. a. Adab kepada orang tua bisa dilakukan dengan bentuk-bentuk sebagai berikut: 1) Mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan kedua orang tua 2) Mematuhi perkataan atau perintah kedua orang tua, selama perintah itu tidak melanggar aturan-aturan agama mapun norma masayarakat secara umum. 3) Mengkomunisikan kepada kedua orang tua apa yang merupakan rencana anak. 4) Bersikap lemah lembut dihadapan keduanya 5) Meninggalkan atau menjauhi apa yang dilarang oleh kedua orang tua 6) Membantu orang tua di rumah, khususnya, pekerjaan yang rutin dilaksanakan. 7) Tidak menceritakan kekurangan dan kelemahan orang. tatakrama terhadap kedua orang tua memiliki pengertian: 1) Seorang anak harus dilatih untuk berbakti kepada kedua orang tua. Demi tujuan ini, hendaknya ia diberi beberapa tugas yang dapat dilaksanakan. 2) Berbicara dengan orang tua dengan sopan dan tidak mengeraskan suara. 3) Anak dibiasakan agar tidak memandang dengan tajam terhadap kedua orang tuanya, serta duduk dengan sopan di hadapan mereka. 4) Anak dibiasakan agar tidak keluar rumah tanpa seizing orang tuanya, serta tidak boleh pulang terlambat kecuali mendapatka izinnya. 5) Sejak kecil anak dibiasakan untuk mendo‘akn kedua orang tuanya. Metode terbaik dalam hal ini apabila anak selalu mendengan orang tuanya berdo‘a untuk kakek neneknya. 5. Akhlak dalam kehidupan sosial, bernegara dan berbangsa. a. Toleransi Toleransi berasal dari Bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus Bahasa Indonesia toleransi berarti kelapangan dada dalam arti suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain. Dalam pembahasan ini kajian tentang toleransi akan kita fokuskan dalam masalah agama. 1) Toleransi menurut al-Quran dan Sunnah. Berdasarkan Al-quran surat Al-mumtahanah ayat 8 dan 9 Islam menganjurkan untuk berlaku adil tidak hanya kepada sesama muslim namun juga kepada non muslim selama mereka tidak memerangi dan melakukan pengusiran terhadap umat Islam. Konsep toleransi dalam Islam dikenal dengan istilah tasamuh, yang berasal dari akar kata tasâmaha – yatasâmahu – tasâmuhan, yang arti asalnya adalah saling membiarkan, atau saling mempersilahkan. Meskipun manusia berbeda keyakinan namun Islam mengajarkan untuk saling menghormati dan saling berbuat baik dalam kehidupan sosial 10 bermasyarakat, sedangkan untuk urusan keyakinan keagamaan (akidah) diserahkan kepada masing-masing lakum dinukum waliyadin. Ketika nilai-nilai dan praktek toleransi ini dapat kita lestarikan dalam relasi sosial, kita maka kita akan mendapatkan hal-hal positif darinya seperti: a) Terwujudnya persaudaraan persatuan dan kesatuan b) Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis 3. Terciptanya rasa aman, tentram, tenang dan damai c) Sesama anggota masyarakat akan saling menghormati satu sama lain d) Menghilangkan sifat dengki, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan. Dalam konteks kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara, sikap toleransi akan melahirkan kerukunan. Salah satu makna kerukunan ialah terwujudnya kehidupan yang saling menghormati dan menghargai. Di Indonesia dikenal tiga bentuk kerukunan, yaitu a) kerukunan antar umat seagama, b) kerukunan antar umat beragama, c) kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. b. Sikap Moderat (Tawassuth) Dalam bahasa sehari-hari istilah ini diartikan dengan moderat, atau pertengahan. Dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, sikap ini memiliki urgensi yang sangat penting. Dengan sikap ini seseorang, kelompok, atau organisasi apapun akan menampilkan perilaku menghindari konfrontasi atau kekerasan manakala menyikapi segala sesuatu yang berbeda dengannya. Implementasi sikap tawassuth dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan 11 beragama akan melahirkan beberapa keadaan berikut: 1) Seseorang atau sekelompok orang tidak akan mudah menuduh orang lain yang berbeda pendapat, pemahaman, dan termasuk aliran (kelompok) keagamaan dengan tuduhan negatif, apalagi misalnya mengkafirkan atau sebutan lainnya yang tidak layak diucapkan. 2) Terwujudnya kehidupan yang aman, damai dan harmonis dalam bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. 3) Keberlangsungan pembangunan akan tetap berjalan karena rakyat yang sedang membangun negerinya tidak direpotkan dengan adanya konflik yang ditimbulkan sikap-sikap intoleran dan tidak moderat. 4) Cita-cita dan tujuan negara seperti yang tercantum dalam konstitusi negara akan terwujud. c. Sikap Seimbang (Tawâzun) Tawâzun secara literal berasal dari kata al-wazn artinya timbangan. Secara filosofis sesuatu disebut timbangan manakala dapat menimbang sesuatu secara seimbang dengan kadar ukuran timbangan yang benar. Seseorang yang memiliki sikap Tawâzun tidak akan tergesa-gesa dan mengambil keputusan tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu secara cermat akibat baik buruknya. Dalam kehidupan beragama, sikap Tawâzun akan menjadikan seseorang mampu menjalani kehidupan secara seimbang. Ia tidak akan terlalu sibuk mengejar dunia dengan mengabaikan akhirat atau sebaliknya. Sikap berlebihan pada satu aspek dengan mengabaikan aspek lainnya tidak dibenarkan oleh Islam. 1) Implementasi sikap Tawâzun akan membawa dampak positif dalam kehidupan pada berbagai aspeknya, diantaranya: a) Menjadikan hati dan pikiran senantiasa tenang karena kehatian-hatian yang didasarkan pada pertimbangan teologis, logika dan rasionalitas. b) Menjadikan seseorang atau sekelompok masyarakat bisa diterima oleh berbagai kalangan sehingga ia bisa memberi warna positif bagi lingkungannya. c) Menjadikan seseorang atau sekelompok masyarakat terhindar dari konflik, baik dalam skala regional, nasional, maupun internasional. d. Persamaan/Sikap Egalitarian (Musawah). Secara etimologi musawah diartikan sebagai sama tidak kurang dan tidak lebih. Sedangkan secara istilah musawah berarti persamaan seluruh manusia dalam hak dan kewajiban tanpa ada pemisahan atau perbedaan yang didasarkan pada kebangsaan kelas aliran kelompok keturunan pangkat atau harta dan hal-hal lainnya. e. Persaudaraan (Ukhuwwah) 1) Ukhuwwah secara bahasa artinya adalah persaudaraan. Ia berakar kata akhun yang artinya saudara. Ukhuwwah adalah persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. 2) Ukhuwwah Islamiyah yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan agama yaitu Islam. ukhuwah Islamiyah dalam hal ini melampaui batas-batas wilayah dan kebangsaan. Dasar Ukhuwwah Islamiyah adalah persamaan agama yaitu Islam tanpa memandang sukunya, tanpa memandang kebangsaannya asalkan ia seorang muslim maka ia bersaudara dengan muslim yang lainnya. 3) Ukhuwah atau persaudaraan di dalam kehidupan manusia secara umum didasari pada dua hal: a) Adanya persamaan baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman kepentingan, tempat tinggal, dan atau cita-cita. b) Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain. 6. Macam-macam Ukhuwah. Dalam konteks agama Islam dan kaitannya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan di dalam berbangsa dan bernegara setidaknya setidaknya ada tiga bentuk ukhuwah yang punya peran besar dalam kehidupan masyarakat. a. Yang pertama ukhuwah Islamiyah yang didasarkan pada kesamaan agama Islam. b. Yang kedua ukhuwah Wathoniyah, yang berarti persaudaraan kebangsaan. Maka dalam konteks Indonesia seluruh warga negara Indonesia adalah bersaudara. c. Yang ketiga Ukhuwah Insaniyah, yang diartikan sebagai persaudaraan sesama manusia atau kadang disebut juga dengan ukhuwah Basyariyah yaitu persaudaraan yang tumbuh dan berkembang didasarkan atas dasar kemanusiaan Oleh Muhmad Muhlasin, S.Pd.I pada tugas KB 2
https://drive.google.com/drive/my-drive
PPG AKIDAH AKHLAK UIN SAIZU PURWOKERTO 2022

Tidak ada komentar: