Kamis, 07 April 2022

Strategi Membangun Citra Merek di Swasta Lembaga Pendidikan Islam

1. PENDAHULUAN Pada awalnya istilah brand image digunakan dalam dunia industri dan sebagian besar terkait dengan suatu produk industri. Kemudian karena arus globalisasi, citra merek dimaknai sebagai representasi atau gambaran identitas atau wujud individu, objek atau organisasi/lembaga (Sutojo 2010). Sudut pandang lain yang dielaborasi oleh Sandra Oliver bahwa citra merek adalah praduga; anggapan yang muncul dalam diri konsumen ketika mengingat suatu produk tertentu (Oliver 2006). Pola pikir tersebut dapat terjadi dalam bentuk pemikiran atau kesan tertentu yang terkait dengan suatu merek atau produk. Bentuk pikiran seseorang kemudian dikonseptualisasikan berdasarkan klasifikasi yang tepat berdasarkan kapasitas, memori, dan keunikan produk tertentu. Jadi, jenis asumsi itu bisa berupa atribut, manfaat, dan sikap. Sedangkan yang dimaksud dengan membangun brand image adalah bagaimana membentuk cara pandang terhadap lembaga pendidikan baik secara eksternal maupun internal melalui kegiatan dan langkah yang terukur (Mahfuzhah 2018). Dalam bidang pendidikan, citra merek merupakan suatu bentuk kesan yang digambarkan oleh konsumen yang terdiri dari masyarakat, orang tua siswa dan pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari pelayanan di bidang pendidikan. Dengan demikian, atribut pelayanan yang dimaksudkan dalam pendidikan adalah pelayanan yang diberikan oleh sekolah dalam bentuk proses belajar mengajar. Sedangkan atribut produk merupakan hasil pelayanan lembaga pendidikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, ada kesan produk yang dibangun oleh label citra baik atau buruk. Berasal dari citra yang baik maka akan tercipta pemahaman publik, kepercayaan publik, dukungan publik, dan kerjasama publik (Bonar 1993). Citra merek merupakan hasil budaya sekolah yang bersumber dari nilai-nilai yang menjadi pedoman dan tolak ukur dalam institusi pendidikan. Secara historis, istilah “merek” berasal dari aktivitas yang sering dilakukan oleh para peternak sapi di Amerika dengan memberikan label pada ternak mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual ke pasar (Riezebos 2003), (Sadat 2009), dan (Servier 2000). Dalam perkembangan selanjutnya, “merek” dimaknai sebagai indikator nilai yang ditawarkan kepada pelanggan, aset yang menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitas mereka, dan sebagai alat ukur kualitas nilai yang ditawarkan (Kartajaya 2007). Pada akhirnya, “merek” berarti tanda tentang sumber produk untuk melindungi konsumen dan produsen dari pesaing yang mencoba merumuskan produk yang identik (Susanto 2004). Seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap lembaga pendidikan tentunya akan mendaftarkan dan mempercayakan lembaga pendidikan tersebut menjadi tempat mendidik anak-anaknya. Bahkan, mereka juga dapat mempengaruhi orang lain untuk menitipkan pendidikan anaknya kepada lembaga tersebut. Mengembangkan dan mempertahankan loyalitas sebagai perilaku dan sikap yang membentuk word of mouth marketing hanya dapat terjadi jika institusi mempertahankan nilai citra produk yang baik yang melekat di benak pelanggan. Soebagio dalam Admodiwiryo menjelaskan bahwa ada dua manfaat jika sebuah lembaga pendidikan menampilkan citra merek yang positif: pertama, konsumen akan mengembangkan sikap percaya yang tinggi; kedua, dapat menarik lebih banyak kerabat kepada anggota keluarga siswa (Admodiwiryo 2000). Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa “merek” adalah simbol yang digunakan sebagai penanda atau pembeda identitas yang dimiliki oleh institusi sebagai wujud eksistensinya (Išoraitÿ 2018). Dalam konteks lembaga pendidikan, brand biasanya diwujudkan dengan lambang dan nama sebuah organisasi pendidikan yang bertujuan sebagai identitas. Merek ini unik dan terspesialisasi yang membedakannya dari produk lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan serupa (Tjiptono 2005). Ruslan mengatakan bahwa citra merek adalah seperangkat keyakinan, ide, pemikiran, dan kesan masyarakat terhadap suatu objek tertentu (Ruslan 2017). Menurut Moore, citra merek adalah perasaan, kesan, atau konsepsi publik tentang suatu objek, institusi atau organisasi (Moore 2005) dan (Jefkins 2003). Oleh karena itu, citra merek sekolah dapat dikategorikan sebagai gambaran atau kondisi suatu lembaga pendidikan yang dapat memberikan kesan yang kuat kepada masyarakat terhadap sekolah tersebut; Oleh karena itu, pihak sekolah tidak dapat mengatur persepsi publik terhadap citra tersebut. Jadi, membangun citra merek bukanlah hal yang mudah karena komunikasi dan informasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tidak secara langsung mengubah perilaku seseorang. Pada titik ini, institusi diharapkan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap lingkungan atau objek tertentu. Secara berurutan, sekolah akan memperoleh citra merek baik positif maupun negatif di masyarakat (Juhji 2020). 2. TUJUAN BRAN IMAGE: Bertujuan untuk mempertahankan eksistensi lembaga pendidikan Islam swasta di tengah persaingan sekolah yang semakin menantang. 3. MANFAAT BRAN IMAGE : Manfaat jika sebuah lembaga pendidikan menampilkan citra merek yang positif: pertama, konsumen akan mengembangkan sikap percaya yang tinggi; kedua, dapat menarik lebih banyak kerabat kepada anggota keluarga siswa (Admodiwiryo 2000). 4. KELEMAHAN/MASALAH YANG ADA : a. Berdasarkan tuntutan tersebut, banyak pendidikan Islam lembaga belum memenuhi harapan masyarakat. b. Penilaian masyarakat terhadap madrasah sebagai Islam lembaga pendidikan cenderung menurun dan dianggap memiliki kualitas yang rendah (Fauzi 2016). Sehingga madrasah dianggap sebagai sekolah menengah pilihan setelah tidak diterima di sekolah umum c. Masalah utama Islam lembaga pendidikan berkaitan dengan faktor manajemen. d. Tata kelola berdampak pada rendahnya kualitas keislaman Indonesia lembaga pendidikan (Suryadi 2009). e. Faktor utama menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan Islam Indonesia meliputi: a. Penyelenggaraan pendidikan menekankan hasil yang tidak konsisten; b. Pelaksanaan pendidikan adalah dikelola secara terpusat – tidak secara holistik; c. Masyarakat partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan sangat terbatas (Usman 1997) (Rohiat 2010), d. Pendidikan Islam institusi tidak mengembangkan pendekatan yang efektif untuk masyarakat, e. Sebagian besar umat Islam lebih memilih sekolah lain karena jasa dan kualitas, f. Beberapa komunitas melakukannya belum sepenuhnya mengakui madrasah sebagai pendidikan modern (Indrioko 2105). f. Sebagian besar lembaga pendidikan tidak mengerti konsep itu dengan baik. Jadi, mereka kesulitan bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang memperoleh modal yang cukup besar, memiliki citra merek yang baik, dan telah diterima oleh masyarakat luas masyarakat. g. Namun fakta menunjukkan bahwa sebagian besar lembaga pendidikan belum memahami konsep (membangun citra merek agar dapat bertahan dalam persaingan persaingan) tersebut dengan baik. Sehingga, mereka kesulitan bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang memperoleh modal besar, memiliki brand image yang baik, dan telah diterima oleh masyarakat luas. 5. SOLUSI KELEMAHAN/MASALAH: a. Peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam memerlukan keterlibatan aktif semua elemen di madrasah serta masyarakat luas sebagai konsumen pendidikan (Maujud 2017). Tanpa partisipasi masyarakat, lembaga pendidikan Islam akan dikelola secara terpisah dan sulit berkembang. Adanya partisipasi masyarakat merupakan ciri dari bentuk program layanan pendidikan (Pidarta 2004) b. Upaya peningkatan kualitas tersebut akan membentuk citra positif lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan yang berkualitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Memiliki budaya disiplin yang kuat, 2) Memiliki kurikulum yang relevan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, 3) Memiliki komunitas yang selalu menciptakan teknik pembelajaran yang kreatif, 4) Memiliki orientasinya pada keseimbangan antara pengetahuan dan soft skill, 5) Berorientasi pada pengembangan potensi siswa secara holistik (suryadi 2009). c. Konstruksi opini publik dapat dikembangkan berdasarkan rasa saling percaya, dan saling membutuhkan antara sekolah dan masyarakat. Nasution menjelaskan bahwa opini publik akan sangat memajukan lembaga pendidikan karena kritik, saran, ide, pemikiran publik menjadi masukan yang berharga bagi lembaga tersebut (Nasution 2006). d. Berikut nilai-nilai yang dapat diimplementasikan secara konsisten untuk menciptakan opini publik tentang keberadaan lembaga yang berkualitas. Aturan-aturan yang menjadi pedoman antara lain: 1) Mengutamakan pelayanan. 2) Berupaya memberikan kinerja terbaik. 3) Memberikan perhatian menyeluruh terhadap hal-hal yang menyeluruh bahkan sampai pada hal-hal tertentu. 4) Meminimalkan jarak dengan masyarakat. 5) Melakukan tindakan simpatik. Oleh karena itu, sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk membangun citra merek agar dapat bertahan dalam persaingan persaingan. Ini adalah suatu keharusan untuk meningkatkan citra merek mereka dengan menggunakan konsep-konsep manajerial pemasaran modern. Sekolah diharapkan mampu melakukan perubahan dalam hal manajemen kenaikan pangkat. Hal itu dapat dicapai dengan mengembangkan hubungan yang produktif dengan masyarakat sekitar untuk mengembangkan kualitas mereka guna membangun eksistensi dalam persaingan lembaga pendidikan (Tam 2007) e. Ada empat komponen penting untuk membangun citra merek institusi seperti persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap (Soemirat 2003). Persepsi berarti kemampuan seseorang untuk mengatur dan menginterpretasikan pola-pola stimulus di lingkungan (Atkinson 1991) Dengan memanfaatkan kemampuan mempersepsikan proses, terus mengembangkan citra dengan memberikan informasi kepada individu untuk memunculkan suatu keyakinan. Maka dari keyakinan tersebut kemudian timbul sikap pro dan kontra terhadap produk tersebut, yaitu terbentuknya citra positif atau negatif (Ardianto 2010). 6. ISI/ BAHASAN : Seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap lembaga pendidikan tentunya akan mendaftarkan dan mempercayakan lembaga pendidikan tersebut menjadi tempat mendidik anak-anaknya. Bahkan, mereka juga dapat mempengaruhi orang lain untuk menitipkan pendidikan anaknya kepada lembaga tersebut. Mengembangkan dan mempertahankan loyalitas sebagai perilaku dan sikap yang membentuk word of mouth marketing hanya dapat terjadi jika institusi mempertahankan nilai citra produk yang baik yang melekat di benak pelanggan. Soebagio dalam Admodiwiryo menjelaskan bahwa ada dua manfaat jika sebuah lembaga pendidikan menampilkan citra merek yang positif: pertama, konsumen akan mengembangkan sikap percaya yang tinggi; kedua, dapat menarik lebih banyak kerabat kepada anggota keluarga siswa (Admodiwiryo 2000). Ruslan mengatakan bahwa citra merek adalah seperangkat keyakinan, ide, pemikiran, dan kesan masyarakat terhadap suatu objek tertentu (Ruslan 2017). Menurut Moore, citra merek adalah perasaan, kesan, atau konsepsi publik tentang suatu objek, institusi atau organisasi (Moore 2005) dan (Jefkins 2003). Oleh karena itu, citra merek sekolah dapat dikategorikan sebagai gambaran atau kondisi suatu lembaga pendidikan yang dapat memberikan kesan yang kuat kepada masyarakat terhadap sekolah tersebut; Oleh karena itu, pihak sekolah tidak dapat mengatur persepsi publik terhadap citra tersebut. Jadi, membangun citra merek bukanlah hal yang mudah karena komunikasi dan informasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tidak secara langsung mengubah perilaku seseorang. Pada titik ini, institusi diharapkan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap lingkungan atau objek tertentu. Secara berurutan, sekolah akan memperoleh citra merek baik positif maupun negatif di masyarakat (Juhji 2020). Karena adanya layanan pendidikan yang tidak berwujud (Secundo 2010), konsumen biasanya mengamati indikasi tertentu untuk menilai kualitas layanan pendidikan. Citra Merek dalam Pemasaran Pendidikan Menciptakan citra merek yang positif di lembaga pendidikan bukanlah hal yang mudah. Bagi pengelola lembaga pendidikan dituntut untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang dapat membentuk brand image pada lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, mereka harus membangun citra merek yang positif dari lembaga pendidikan dan memahami istilah penerapan bauran pemasaran yang sinergis (Gajic 2012). Bauran pemasaran dalam konteks pendidikan merupakan elemen yang sangat penting karena Mereka akan melihat kualitas kinerja guru, administrator, dan karyawan, infrastruktur, peralatan pendidikan, simbol yang digunakan oleh sekolah, dan biaya sekolah untuk membayar sekolah. Dengan demikian, komponen-komponen lembaga pendidikan harus terus memperbaharui kompetensinya. Tujuan utama dari proses pemutakhiran adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, berkesinambungan, dan terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan tidak dalam satu kesatuan proses tetapi dilakukan berdasarkan peningkatan mutu pada masing-masing komponen pendidikan (Arbangki 2016). Citra Merek dalam Pemasaran Pendidikan Menciptakan citra merek yang positif di lembaga pendidikan bukanlah hal yang mudah. Bagi pengelola lembaga pendidikan dituntut untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang dapat membentuk brand image pada lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, mereka harus membangun citra merek yang positif dari lembaga pendidikan dan memahami istilah penerapan bauran pemasaran yang sinergis (Gajic 2012). Bauran pemasaran dalam konteks pendidikan merupakan elemen yang sangat penting karena dapat dikombinasikan untuk menghasilkan strategi pemasaran guna memenangkan persaingan. Bisa juga sebagai alat promosi yang terdiri dari berbagai elemen program pemasaran yang akan diteliti, sehingga implementasi strategi pemasaran dan positioning dapat dilakukan dengan sukses. Ada tujuh faktor yang membentuk citra merek sebagai berikut: a. Kualitas; berkaitan dengan kualitas produk barang dan jasa yang ditawarkan oleh lembaga, b. Terpercaya atau reliabel; berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dikembangkan oleh masyarakat tentang suatu produk atau jasa, c. Kegunaan atau manfaat; berhubungan dengan fungsi a produk atau layanan. d. Layanan; Hal ini berkaitan dengan tugas lembaga dalam melayani konsumen, e. Risiko; Hal ini berkaitan dengan besarnya akibat atau kerugian yang mungkin dialami oleh konsumen. f. Harga; berkaitan dengan besarnya biaya untuk belajar, g. Citra merek yang dimiliki oleh merek itu sendiri; misalnya berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi terkait merek tertentu (Schiffman 2007). 7. KESIMPULAN : a. Branding citra memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan pengakuan institusi di masyarakat. Padahal, aspek tersebut sangat berpengaruh untuk mengembangkan keputusan orang tua dan siswa untuk memilih sekolah untuk mencapai proses belajar. Lebih lanjut, Chen menjelaskan bahwa brand image dianggap sebagai mitos sekolah oleh sebagian orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini sejalan dengan kesimpulan yang diberikan oleh para peneliti sebelumnya. b. Brand image lembaga pendidikan merupakan gambaran simbol yang digunakan oleh lembaga pendidikan dengan bentuk yang berbeda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Dan, brand image biasanya terbentuk dari curahan ide dan inovasi yang terus menerus dilakukan oleh lembaga pendidikan kepada masyarakat (Mundiri 2016). c. Citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki orang terhadap suatu objek. Sedangkan sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh objek tersebut. Artinya keyakinan, ide, dan kesan seseorang memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku serta kemungkinan tanggapan (Kotler, B2B Brand Management 2006). d. Seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap lembaga pendidikan tentunya akan mendaftarkan dan mempercayakan lembaga pendidikan tersebut menjadi tempat mendidik anak-anaknya. Bahkan, mereka juga dapat mempengaruhi orang lain untuk menitipkan pendidikan anaknya kepada lembaga tersebut. Mengembangkan dan mempertahankan loyalitas sebagai perilaku dan sikap yang membentuk word of mouth marketing hanya dapat terjadi jika institusi mempertahankan nilai citra produk yang baik yang melekat di benak pelanggan. e. Contoh dari penerapan image branding, selalu 10 besar, Selain aspek akademik, proses promosi institusi dilakukan dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti: event dan lomba kreativitas siswa SD, seminar kompetensi guru, inhouse training, bazar, menghadirkan tokoh nasional, publikasi karya ilmiah, prestasi sekolah di media cetak dan elektronik, pengembangan web kelembagaan, penggunaan platform media sosial sebagai media komunikasi seperti: facebook, instagram, blog, youtube, dll. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk mengelola harapan masyarakat terhadap kemajuan siswa dan memberikan informasi berupa bukti nyata hasil kegiatan belajar mengajar, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan yang kuat terhadap sekolah. f. Program penghafalan Al-Qur'an (Tahfidzul Quran) sebagai keunggulan dan karakter sekolah dibandingkan dengan sekolah lain. Dalam program tahfidz, santri diharapkan mampu menghafal minimal 15 juz. Selain itu, penguasaan buku-buku tradisional/klasik Islam, soft skill, kegiatan ekstrakurikuler, dan kewirausahaan menjadi keunggulan lain yang membedakan sekolah tersebut. Strategi promosi dilakukan hingga masyarakat dapat mengenal dan mengenal kredibilitas lembaga pendidikan Islam tersebut, sehingga menjadi pilihan pertama untuk menuntut ilmu, bukan menjadi pilihan kedua setelah sekolah umum. Berdasarkan kegiatan ini, lembaga akan memiliki karakter yang kuat dan unik sehingga dapat memberikan kesan positif kepada masyarakat.

Jumat, 18 Maret 2022

PTS KNU KELAS 4 SEMESTER 2 MI MA’ARIF ADITIRTA KEBUMEN

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN JAWABAN SINGKAT! 1. Tanda waktunya salat disebut …. 2. Pada waktu salat jumat, adzan dikumandangkan … kali 3. Apa hukum mengumandangkan adzan Ketika ada bayi yang baru lahir … 4. Assolatu khoirumminannaum adalah adzan untuk waktu …. 5. Ada berapa bacaan takbir pada lafal adzan …. 6. Tanda waktu salat berjamaah akan dimulai disebut …. 7. Ada berapa syarat sah adzan? 8. Kemampuan membedakan yang baik dan buruk disebut …. 9. Setelah adzan dan sebelum iqamah ada kegiatan untuk salawat yang disebut …. 10. Orang yang melantunkan adzan disebut …. 11. Apa arti allohu akbar? 12. Allohumma robbahadihida’watitammah..adalah doa…. 13. Ada berapa macam obatnya hati yang sesuai puji-pujian tombo ati? 14. Carilah 1 judul puji-pujian yang kamu ketahui! 15. Dimana letak niat salat yang benar? 16. Niat termasuk … salat 17. Usholli fardossubhi rok’ataini mustaqbilalqiblah ada amma’mumallillahi ta’ala.. adalah niat salat subuh dengan …. 18. Doa iftitah di baca setelah …. 19. Apa hukum membaca doa iftitah …. 20. Ketika salat maghrib bacaan basmasalah dilakukan dengan …. 21. Gerakan salat bangun dari ruku’ disebut …. 22. Berhenti sebentar dalam setiap gerakan salat disebut …. 23. Khusus pada salat subuh pada rakaat kedua setelah membaca bacaan I’tidal sebelum ruku’ disunahkan membaca …. 24. Sunah yang jika ditinggal diganti dengan sujud sahwi disebut…. 25. Subhanarobbial ‘ala wabikhamdih disebut bacaan ….

Soal Tema 6 Kelas 4 dan kunci jawaban

Kumpulan Soal Tema 6 Kelas 4 Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang banar! Kegiatan utama seorang yang bekerja menjadi guru adalah …. a. Mengobati pasien b. Merawat murid c. Mendidik murid d. Membersihkan kelas 2. Orang yang pekerjaannya mengemudikan pesawat dinamakan …. a. Pilot b. Pramugari c. Tentara d. Masinis 3. Aku bekerja di rumah sakit Aku berkerja membantu para dokter merawat pasien Aku adalah seorang …. a. Apoteker b. Bidan c. Perawat d. Kepala sekolah 4. Orang yang sukses meraih cita-citanya antara lain punya sikap …. a. Mudah menyerah karena gagal b. Belajar dari setiap kegagalan c. Selalu mencari kegagalan d. Marah jika mengalami kegagalan Perhatikan puisi di bawah ini untuk mengisi soal nomor 5 – 8! Cita-Citaku Aku punya sebuah harapan besar Aku ingin menjadi seorang guru Kini aku tekun dalam belajar Aku ingin wujudkan cita-citaku Menjadi guru itu mulia Mengajar dan mendidik para siswa Aku akan semangat meraih cita-citaku Belajar dengan giat sepanjang waktu 5. Judul puisi di atas adalah …. a. Guruku b. Cita-citaku c. Semangat d. Giat belajar 6. Puisi di atas terdiri dari …. bait a. 8 b. 2 c. 4 d. 10 7.Pada di atas menceritakan tentang …. a. Semangat terus belajar b. Suka duka guru c. Manfaat menjadi seorang guru d. Cita-cita menjadi seorang guru 8. Rima pada bait pertama puisi di atas adalah …. a. r – u – r – u b. ar – ru – ar – ku c. a – b – a –b d. sar – ru – jar – ku 9. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pangan di Indonesia adalah.. a. Perkebunan padi b. Perkebunan teh c. Perkebunan karet. d. Perkebunan Sawit. 10. Indonesia merupakan negara agraris, Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang sangat bagus di lakukan adalah… a. Pertanian b. Pertenakan c. Pengeboran d. Pertambakan 11. Sumber daya alam yang dapat di perbaharui yaitu… a. Pertambangan b. Hewan c. Tumbuhan dan hewan d. Tumbuhan 12. Jenis mata pencaharian yang dapat di lakukan di daerah dataran tinggi adalah… a. Budidaya ikan. b. Tambak udang. c. Perkebunan teh. d. Tambak garam 13. Proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup mulai dari lahir atau menetas hingga dewasa disebut… a. Daur hidup b. Metamorfosis c. Perkembangbiakan. d. Pertumbuhan. 14. Perubahan bentuk dalam siklus kehidupan hewan di sebut… a. Daur hidup b. Metamorfosis c. Perkembangbiakan. d. Pertumbuhan. 15. Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, kecuali… a. Kupu- kupu b. Lalat c. Katak d. Belalang 16. Macam- macam tempo lagu adalah.. a. cepat dan lambat b. Rendah dan tinggi c. lambat dan tinggi d. Nyaring dan Tinggi 17. Largo adalah… a. Lambat Sekali b. Lebih lambat c. Lebih cepat d. Cepat sekali 18. Presto adalah…. a. Lambat Sekali b. Lebih lambat c. Lebih cepat d. Cepat sekali 19. Keanekaragaman suku bangsa yang ada di Indonesia salah satunya disebabkan oleh … a. Indonesia pernah dijajah b. Indonesia tanahnya subur c. Indonesia berbentuk kepulauan d. Indonesia penduduknya ramah 20. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki ciri fisik yang berbeda, sikap kita terhadap hal tersebut adalah …. a. Menganggap suku sendiri paling baik b. Saling menghargai antar suku yang ada c. Mengahargai antar suku sendiri d. Menjadikan semua suku menjadi satu suku saja Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Orang yang pekerjaannya membuat desain sebuah bangunan dinamakan …. 2. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja dengan bercocok tanam, maka Indonesia dikenal sebagai negara …. 3. Apakah manfaat mengetahui keragaman ras dan suku masyarakat di sekitar kita? 4. Sebutkan manfaat keberagaman karakteristik di Indonesia! 5. Tanaman padi dan palawija banyak dibudidayakan penduduk di daerah …. 6. Jelaskan manfaat hewan bagi lingkungan sekitarnya! 7. Tumbuhan dan hewan sebagai sumber daya hayati memiliki manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Jelaskan manfaatnya pada produk kesehatan! 8. Apakah yang di maksud seni tari? Sebutkan 4 macam tarian dan daerah asalnya! 9. Jelaskan daur hidup nyamuk! 10. Sebutkan perbedaan hewan yang mengalami metamorphosis sempurna dan hewan yang mengalami metamoorfosis tidak sempurna! Kunci jawaban pilihan ganda 1 C 11 C 2 A 12 C 3 C 13 A 4 B 14 B 5 B 15 D 6 B 16 A 7 D 17 A 8 C 18 D 9 A 19 C 10 A 20 B Jawaban esai 1. Arsitek 2. Agraris 3. Menumbuhkan sifat toleransi Bisa mengetahui adat dan kebiasaan yang ada pada suku dan ras yang berbeda. Bisa bergaul tanpa membedakan ras dan suku. 4. Menumbuhkan sikap nasionalisme. Alat pemersatu bangsa. Menambah pendapatan nasional. Sebagai ikon pariwisata 5. Dataran rendah 6. Hewan pengurai berfungsi untuk menguraikan sisa makanan menjadi zat makanan yang dapat diserap oleh tumbuhan sebagai zat hara. Dalam mata rantai makanan, hewan bermanfaat untuk menjaga keseimbangan alam. 7. Tumbuhan dan hewan dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Berbagai tanaman obat seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kumis kucing dimanfaatkan sebagai obat. Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan untuk obat-obatan seperti kadal, kelelawar, dan cacing. 8. Seni tari merupakan salah satu bentuk seni yang ada dalam kehidupan masyarakat tradisional. Contohnya: Tari Pendet dari Bali Tari Piring dari Sumatra Barat Tari Saman dari Aceh Tari Remo dari Jawa Timur 9. Nyamuk berkembang biak dengan menjadi jentik-jentik atau tempayak. Tempayak ini akan hidup dan mendapatkan makanannya dari air yang ia tinggali. Setelah cukup umur, tempayak ini berubah menjadi pupa. Setelah beberapa berubah menjadi nyamuk muda dan dewasa tidak hidup di air. Ia bertelur.cara bertelur di permukaan air. Ketika telur menetas, ia berubah waktu, pupa akan hingga nyamuk dewasa. Nyamuk muda akan kembali ke air ketika hendak bertelur.

Selasa, 21 Desember 2021

SOAL PPKn PAS 1 KELAS 4 MI

Bidang Studi : PPKn Nama : …………………………………... Hari/tanggal : Senin, 29 November 2021 No absen : …………………………………... Waktu : 07.00-09.00 WIB Kelas : 4 ( Empat ) Petunjuk: 1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal! 2. Tulislah dengan jelas pekerjaanmu pada lembar yang tersedia! 3. Bacalah tiap soal dengan terliti! 4. Mintalah penjelasan pada pengawas bila kesulitan membaca soal! 5. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang kamu anggap mudah! 6. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum dikumpulkan! PPKn TEMA 1 I. Berilah tanda × pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar ! 1. Walaupun memiliki banyak keberagaman dan perbedaan, namun bangsa Indonesia tetap bersatu seperti dalam semboyan …. a. Tut Wuri Handayani c. Bhineka Tunggal Ika b. Ing Ngarso Sung Tuladha d. Ing Madya Mngun Karsa 2. Tingkat kemampuan ekonomi di masyarakat berbeda-beada, ada yang miskin ada juga yang kaya. Keberagaman tingkat ekonomi di masyarakat harus kita sikapi dengan cara …. a. saling menghargai perbedaan yang ada b. meremehkan tingkat ekonomi yang rendah c. meminta-minta kepada orang yang tingkat ekonominya tinggi d. saling tolong menolong menguasai harta orang kaya 3. Toleransi di kehidupan masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa latar belakang budaya yang beragam sangat diperlukan. Contoh toleransi dalam menghadapi perbedaan yaitu …. a. hanya mempelajari budaya sendiri b. bersikap tinggi hati terhadap budaya lain c. menghargai pendapat tanpa memandang perbedaan d. mengejek kebiasaan kebudayaan suku lain 4. Penerapan sikap toleransi sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup bermasyarakat. Sikap toleransi seseorang dapat terlihat dari …. a. melakukan demontrasi tanpa izin b. melakukan mimbar bebas dengan mengerahkan masa c. menulis berita hoax di surat kabar dan media masa d. membiarkan agama lain merayakan hari besarnya 5. Kerjasama sangat diperlukan untuk yang diantaranya bertujuan pekerjaan cepat selesai. Berikut yang bukan manfaat kerjasama dalam keberagaman adalah …. a. memupuk perselisihan dan perpecahan c. pekerjaan menjadi terasa ringan b. pekerjaan jadi cepat selesai d. meningkatkan rasa persatuan PPKn TEMA 2 6. Sebagai siswa madrasah harus paham ap aitu hak dan kewajiban. Kegiatan yang tidak termasuk melaksanakan kewajiban sehari-hari adalah …. a. menyalakan televisi lalu meninggalkannya b. mematikan lampu kamar saat pergi c. tidur siang setelah mematikan televisi d. menggunakan air dengan secukupnya 7. Sumber energi bila digunakan dengan hemat akan berdampak baik untuk kedepannya. Berikut ini merupakan hak kita terhadap sumber energi adalah …. a. membayar iuran listrik b. mandi dengan air kotor c. menghirrup udara tercemar d. mendapatkan aliran listrik yang baik 8. Kamu akan berangkat sekolah, tetapi lampu ruang tamu masih menyala. Tindakan yang kamu lakukan adalah …. a. membiarkan terus menyala b. mematikan tanpa disuruh c. menyuruh ibu untuk mematikannya d. pura-pura tidak tahu 9. Minyak bumi adalah SDA yang tidak dapat diperbaharui. Sikap yang tidak tepat dalam penggunaan minyak bumi adalah …. a. menggunakan kendaraan pribadi daripada umum b. rajin merawat kendaraan supaya hemat BBM c. berjalan kaki untuk menuju tujuan yang dekat d. berangkat sekolah dengan naik sepeda 10. Energi alternatif di Indonesia sangatlah banyak macamnya. Kita berhak menggunakan energi alternatif, namun kita juga punya kewajiban untuk …. a. menemukan energi alternatif yang baru b. memaki energi minyak bumi dengan berlebihan c. memakai energi alternatif dengan hemat d. menjualnya dengan harga yang murah PPKn TEMA 3 11. Lingkungan supaya tetap sehat dan asri harus tetap terjaga. Berikut adalah sikap yang mencerminkan sikap mencintai lingkungan, kecuali …. a. membuang sampah disungai c. tidur siang setelah mematikan televisi b. mematikan lampu kamar saat pergi d. menggunakan air dengan secukupnya 12. Tumbuhan juga perlu kita perhatikan secara serius demi kelangsungan makhluk hidup. Perilaku yang sesuai dengan pengamalan Pancasila sila ke 2 yang berhubungan dengan tumbuhan adalah …. a. membakar hutan untuk membuka lahan baru b. menebang tumbuhan secara sembarangan c. melakukan penanaman hutan yang gundul/reboisasi d. memanfatkan kayu-kayu di hutan sepuasnya 13. Makanan pokok seperti nasi dalam proses pembuatanya sangatlah tidak sebentar. Contoh sikap bijak terhadap makanan adalah …. a. memberikan sisa nasi kepada tetangga b. mengambil makanan sebanyak-banyaknya c. mengambil makanan sesuai porsi makan kita d. menyisakan makanan saat makan 14. Tanaman juga berpengaruh dalam kehidupan manusia. Salah satu dampak mengabaikan kewajiban terhadap tanaman adalah …. a. banyak terjadi bencana alam b. mengurangi polusi udara c. mendapatkan udara yang bersih d. memanfaatkan hasil tanaman sebagai bahan makanan 15. Melaksanakan kewajiban juga di berikan kepada siswa untuk keseimbangan alam. Contoh kewajiban siswa terhadap lingkungan madrasah adalah …. a. menyapu jalan raya yang banyak daun dan botol bekas b. membuang sampah di tempat yang disediakan madrasah c. membuang plastik ke selokan pasar d. membersihkan dan menguras bak wc rumah PPKn TEMA 4 16. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Sikap yang mencerminkan sila pertama Pancasila adalah …. a. menyuruh semua teman untuk menganut agama kita b. mengajak semua teman untuk membenci agama lain c. menjaga toleransi antar umat beragama d. menjaga pertemanan hanya yang seagama saja 17. Selain di madrasah dirumahpun kita harus menerapakan nilai ketuhanan. Perilaku dirumah yang menunjukkan penerapan nilai ketuhanan, kecuali …. a. melaksanakan ibadah salat 5 waktu dengan tanpa disuruh orang tua b. membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah makan c. musyawarah untuk membahas peraturan dirumah d. membaca ulang materi mengaji di TPQ 18. Berbudi luhur dan bersikap sopan santun perlu dibiasakan sedini mungkin. Berikut nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila sila kedua adalah …. a. percaya dan takwa kepada allah swt b. menghormati pemeluk agama lain c. membantu bencana alam d. toleran terhadap pemeluk agama lain 19. Kepribadian bangsa Indonesia sudah terkenal sampai mancanegara. Contoh kegiatan menerapkan nilai-nilai Pancasila berikut adalah …. a. disiplin ketika disuruh guru b. melakukan kerjasama ketika ada yang bayar c. berbuat baik ketika didepan orang tua d. rajin mengikuti gotong-royong di lingkungannya 20. Pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar kemana-mana. Maksud dari lambang tersebut adalah …. a. bersatu walau berbeda agama b. memiliki banyak pekerjaan dan aktivitas yang mementingkan diri sendiri c. saling mementingkan hidup masing-masing d. Indonesia mempunyai banyak suku, budaya dan bangsa yang menyatu di bawah Pancasila PPKn TEMA 5 21. Pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia jumlahnya tidaklah sedikit. Sikap pahlawan dapat kita teladani dengan …. a. tidak putus asa c. agar menjadi tokoh b. minta imbal jasa d. berjuang dengan pamrih 22. Siswa sangat perlu meneladani sikap para pahlawan yang telah gugur. Sikap yang harus dikembangkan oleh seorang siswa untuk memupuk rasa kepahlawanan adalah …. a. berjuang mencapai prestasi dengan cara curang b. berjuang tanpa tujuan mengharap sesuatu c. berjuang dengan tujuan untuk kepentingan keluarga d. berjuang untuk kepentingan sendiri 23. Pancasila terdiri dari 5 sila. Sikap yang sesuai dengan sila kelima Pancasila adalah …. a. melaksanakan ibadah setiap hari b. memakai barang buatan luar negeri c. melaksanakan hak dan kewajiban secar berimbang d. bermusyawarah untuk mencapai mufakat 24. Sebagai seorang siswa harus paham dari isi dan contoh yang terkandung dalam setiap sila Pancasila. Akibat dari tidak mengamalkan sila kelima Pancasila adalah …. a. tidak tercapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur b. tidak adanya kemufakatan dalam musyawarah c. tidak mengakui dan menghargai aneka ragam budaya Indonesia d. tidak adanya rasa toleransi antar umat beragama 25. Pahlawan nasional mempunyai sikap yang perlu kita teladani. Sifat tersebut antara lain …. a. gagah berani dan suka berkelahi b. membenci negara lain dan suka berperang c. suka berpangku tangan dan keras kepala d. pantang menyerah dan cinta tanah air Indonesia II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Teman kita berbeda suku, latar belakang budaya. Perbedaan suku dapat menjadi penyebab permasalahan apabila tidak menerapakan sikap …. Jawab :……………………………………………………………………………………………. 2. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang lain merupakan salah cara untuk menjaga …. Jawab :……………………………………………………………………………………………. 3. Indonesia Negara dengan berbagai agama yang sudah ada sebelum merdeka. Tapi akhir-akhir ini perbedaan itu mulai terusik dan apabila dibiarkan akan mengancam keutuhan NKRI. Berilah contoh perilaku menghargai dalam keberagaman beragama! Jawab :……………………………………………………………………………………………. 4. Salah satu makna yang terkandung dalam sila ketiga adalah patriotisme. Carilah contoh bentuk sikap patriotisme seorang siswa di madrasah! Jawab :……………………………………………………………………………………………. 5. Tangung jawab siswa seharusnya bisa diterapkan dimanapun berada. Berialah contoh sikap tanggung jawab siswa di lingkungan madrasah! Jawab :…………………………………………………………………………………………….

PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 ST 1 KELAS 4

Mata Pelajaran : TEMA 3 SUB TEMA 1 Satuan Pendidikan : MI Kelas/Semester : IV/1 Nama Guru : Muhamad Muhlasin, S.Pd.I NIP/NIK : - Madrasah : MI Ma’arif Aditirta KURIKULUM 2013 (K13) MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF ADITIRTA KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN :2020/2021 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH JENIS LURING KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan : MI MA’ARIF ADITIRTA Kelas / Semester : 4 /1 Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup (Tema 3) Sub Tema : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku (1) Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia (3.3, 4.3), IPS (3.1, 4.1), IPA (3.8, 4.8) Pembelajaran ke : 1 Alokasi waktu : (5x35 menit) / 1 hari A. TUJUAN 1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara dengan benar. 2. Dengan diskusi pemecahan masalah, siswa mampu melakukan identifikasi masalah keseimbangan lingkungan dengan tepat. 3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi dan menyajikan hasilnya tentang karakteristik dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai serta pemanfatan sumber daya alamnya bagi kesejahteraan masyarakat dengan tepat. B. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 1. Siswa belajar dimulai dengan berdo’a. (Religius dan Integritas) 2. Siswa mengisi buku pantau harian dengan kegiatan beribadah dan membantu pekerjaan orangtua. (Karakter dan Life Skills). 3. Siswa menulis kegiatan kesukaan hari ini yang akan dilakukan. 4. Siswa melihat siaran TV atau mendengarkan siaran radio sesuai jadwal yang telah diberikan guru. (Variasi Aktivitas) 15 menit Kegiatan Inti A. Alat dan Bahan 1. Peraga digital SCI Media 2. Panduan Buku Siswa dan Guru 3. Buku kendali Harian Aktivitas siswa 4. Siaran TV 5. Lingkungan sekitar B. Membaca 1. Siswa memilih satu jenis tanaman yang sering mereka konsumsi dalam keseharian dan membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang tumbuhan pilihan mereka. (Mandiri) 2. Siswa menuliskan daftar pertanyaan di buku tulis. C. Berdiskusi 1. Siswa menuliskan tiga tahap pertumbuhan padi, pada diagram yang tersedia kemudian mendiskusikan orangtua tentang satu tahapan dari padi yang paling penting untuk dijaga keberadaannya. D. Mengamati 1. Siswa mengamati gambar tiga kondisi geografis yang ada di buku, yaitu: dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai, kemudian membuat pertanyaan tentang ketiga bentang alam tersebut. E. Berlatih 1. Siswa membaca informasi tentang karakteristik tiga bentang alam Indonesia, yaitu: pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi. 2. Siswa mengisi tabel tentang karakteristik bentang alam tersebut berdasarkan informasi yang ada dalam bacaan. 155 menit Kegiatan Penutup 1. Siswa melaporkan semua latihan dan dokumentasi kegiatan hari ini di buku siswa masing-masing. 2. Siswa kerja sama dengan orangtua untuk menyelesaikan tugas rumah. 3. Belajar menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi. 4. Siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan doa. (Religius) 10 menit C. PENILAIAN 1. Pengamatan Sikap : (Pengamatan dan rekaman sikap berupa buku panduan kegiatan harian siswa) 2. Penilaian Pengetahuan : (Tes tulis, lembar pencapai hasil belajar) 3. Penilaian Keterampilan : (Hasil kerja harian dibuku siswa, unjuk kerja, produk karya) Mengetahui, Kepala Madrasah H. Darlin, S.Pd.I NIP. 196602021989031003 Aditirto,................................................2020 Guru Kelas IV Muhamad Muhlasin, S.Pd.I NIP. -

METODE PEMBELAJARAN MI MA’ARIF ADITIRTA TAHUN PELAJARAN : 2021-2022

NAMA : MI MA’ARIF ADITIRTA NSM : 111233050071 NPSN : 60710957 STATUS AKREDITASI : B TAHUN PELAJARAN : 2020/2021 ALAMAT : Jln. Simpang lima K.M 1,5. Desa Aditirto RT 05 RW 01 Ke.Pejagoan Kab. Kebumen Kode Pos 54361 LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN KEBUMEN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF ADITIRTA TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Metode Pembelajaran: Pengertian, Macam-Macam, Fungsi, dan Tujuannya Seorang guru memang sebaiknya harus menggunakan metode pembelajaran atau learning methods yang tepat agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu siswa juga bisa belajar dengan baik karena learning methods yang digunakan oleh guru menjadikan penyampaian materi menjadi lebih menarik dan bagus. Untuk itulah seorang guru perlu mengenal learning methods untuk mendukung ketercapaian tujuan belajar mengajar. Untuk mengenal metode dalam pembelajaran, maka Anda perlu memahami secara umum pengertiannya. Dimana metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan dalam mengimplementasikan rencana yang telah disusun berbentuk kegiatan yang nyata dan praktis agar mencapai tujuan pembelajaran. Melalui pengertian tersebut, maka seorang guru akan mencari metode mana yang paling tepat untuk menyampaikan materi supaya bisa diserap secara mudah oleh siswa. Keefektifan proses mengajar sangat bergantung pada pemilihan serta penggunaan metode dalam pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat maka seorang guru harus terlebih dahulu mengenali karakteristik peserta didik. Selain itu, seorang guru harus mampu menggunakan metode berbeda untuk setiap kelas sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik di dalam kelas. Bagi para guru yang ingin mengenal metode dalam pembelajaran secara lebih jelas dan lengkap, berikut akan diberikan beberapa penjelasannya. 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah salah satu metode pembelajaran yang bersifat konvensional karena guru menyampaikan materi kepada siswa secara lisan. Sejak dahulu hingga sekarang, metode satu ini memang dianggap sebagai yang paling praktis dan ekonomis. Namun seorang guru harus bisa menggunakan metode ceramah secara menarik agar para siswa tidak cepat bosan. 2. Metode Diskusi Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah. 3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara praktikum agar siswa bisa melihat dan mempraktikkan secara langsung materi yang sedang dipelajari. Metode demonstrasi meman lebih menarik serta membuat siswa lebih fokus pada materi pelajaran. 4. Metode Ceramah Plus Metode ini sebetulnya mirip metode ceramah pada umumnya, tetapi untuk metode ceramah plus biasanya disertai metode lainnya saat menyampaikan materi seperti diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. atau feedback antara pengajar dan murid. 5. Metode Resitasi Metode resitasi biasanya mengharuskan siswa membuat sebuah resume tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Dimana resume tersebut ditulis pada kertas menggunakan kata-kata dari siswa sendiri. 6. Metode Eksperimen Metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan atau praktikum di laboratorium agar siswa bisa melihat secara langsung materi pelajaran yang sedang disampaikan. Biasanya dapat berupa ilmu pengetahuan alam (sains) dan sebagainnya. 7. Metode Karya Wisata Metode satu ini menggunakan tempat atau lingkungan tertentu yang mempunyai sumber belajar untuk siswa. Namun penerapan metode ini perlu memperoleh pengawasan secara langsung dari guru. Misalnya Museum atau Alam. 8. Metode Latihan Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan melatih keterampilan kepada siswa dengan merangsang, memanfaatkan atau membuat sesuatu. Biasanya setelah Penjelasan Murid akan diuji Oleh beberapa pertanyaan. 9. Metode Perancangan Pada metode ini, siswa akan dirangsang agar mampu membuat sebuah proyek yang nantinya akan diteliti. Dapat Berupa perancangan skema, data, grafik , dan lain-lain. Metode ini banyak digunakan juga pada program khususnya kejurusan. 10. Metode Debat Metode ini mengajak siswa untuk saling beradu argumentasi secara perorangan atau kelompok. Tetapi debat tersebut dilakukan secara formal dan memiliki aturan tertentu untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah. 11. Metode Mind Maping Metode pembelajaran ini menerapkan cara berpikir secara runtut pada sebuah permasalahan, bagaimana terjadinya serta penyelesaiannya. Melalui metode ini, siswa bisa meningkatkan daya analisis serta berpikir kritis agar memahami masalah sejak awal sampai akhir. Aditirta, 9 Juli 2021 Seksi Kurikulum Kepala Madrasah Muhamad Muhlasin, S.Pd.I H. Darlin, S.Pd.I NIP,- NIP. 196602021989031003

PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MI MA’ARIF ADITIRTA

NAMA : MI MA’ARIF ADITIRTA NSM : 111233050071 NPSN : 60710957 STATUS AKREDITASI : B TAHUN PELAJARAN : 2020/2021 ALAMAT : Jln. Simpang lima K.M 1,5. Desa Aditirto RT 05 RW 01 Ke.Pejagoan Kab. Kebumen Kode Pos 54361 LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN KEBUMEN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF ADITIRTA TAHUN PELAJARAN 2020/2021 I. PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MI MA’ARIF ADITIRTA A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pintu gerbang generasi penerus bangsa untuk membentuk pribadi yang unggul, baik secara individu maupun kelompok. Kewirausahaan sebagai salah satu alternatif solusi dalam mengembangkan segala potensi bangsa kini dapat diajarkan melalui pembelajaran di sekolah. Hal ini ini diperkuat oleh pendapat Ir. Ciputra dalam Yasar (2010: 79), bahwa jumlah entrepreneur minimal dua persen dari polupasi suatu bangsa, mampu mendobrak dan mendorong kemajuan ekonomi. Saat ini, bangsa kita mulai menggalakakan pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah, agar para siswa dapat siap mental dan kompetensi setelah keluar dari dunia sekolah dan masuk kedalam dunia kerja. Pendidikan kewirausahaan ini alangkah baiknya dimulai dari lingkup pendidikan dasar, dan menengah seperti halnya di MI. Kewirausahaan untuk siswa MI bukan bermaksud untuk mempekerjakan anak, namun menanamkan nilai-nilai kewirausahaan sejak dini. Nilai- nilai kewirausahaan mengandung karakter – karakter baik dalam kehidupan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo(2010: 22) bahwa pendidikan kewirausahaan seharusya memang dilakukan sejak dini diajarkan di jenjang awal pendidikan yaitu Taman kanak- kanak peserta didik dan menengah. Tentunya materi yang disampaikan disesuaikan dengan jejang pendidikan dan usia siswa. Jiwa entrepreneurship ini memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan anak. Pendapat Sandiaga Uno dalam Wardhana (2013:141) menyatakan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk menjadikan seseorang menjadi lebih baik, bukan semata- mata membuat seseorang menjadi kaya. Melalui pendidikan kewirausahaan ini diharapkan kelak anak dapat mandiri dan memberikan kesempatan bekerja bagi orang lain. Jiwa entrepreneurship ini dapat melatih anak untuk mampu bertindak dan bersikap cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ciputra (2009: 12) juga menyebutkan bahwa salah satu kategori entrepreneurship adalah academic Entrepreneur, hal ini menggambarkan akademisi yang mengajar atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil menjaga tujuan mulia pendidikan. Sebagai bentuk academic entrepreneur, dicontohkan oleh kegiatan pendidikan kewirausahaan Sekolah , misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa peserta didik untuk mengamati dan terjun langsung pada kegiatan usaha di sekitar mereka. Para orangtua siswa juga ikut mendukung adanya program dari Sekolah tersebut, dan menilai baik untuk mengembangkan potensi anak, yang sebelumnya berpendapat bahwa kewirausahaan ini baru bisa diajarkan ketika anak dewasa kelak. B. Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah tentang kerjasama dengan orang lain, karena kewirausahaan juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi orang lain. Pengertian kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha. Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, inovatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai lebih untuk dirinya, keluarga dan masyarakat dalam kegiatan usahanya dengan cara bekerja sama dengan orang lain serta manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pakar kepribadian dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa Mien Rachman Uno dalaam Wijatno (2009: 125) menyebutkan bahwa untuk menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan karakter seperti kemampuan untuk dapat 1. Dapat berkomun ikasi dengan baik 2. Dapatmembawa diri di berbagai lingkungan, 3. Dapat menghargai waktu (time orientation), 4. Mempunyai rasa empati, 5. Mau berbagi dengan orang lain, 6. Dapat mengatasi stress, 7. Dapat mengendalikan emosi, dan 8. Dapat membuat keputusan. C. Tujuan Kewirausahaan Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya: Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk membangun jaringan bisnis yang lebih baik 1. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya 2. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi kewirausahaan yang kokoh. 3. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama dalam masyarakat 4. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai. 5. Membantu Orang lain dan berbagi dengan sesama. Tujuan Kewirausahaan juga terdapat dan terintegrasi ke dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu ,kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler , dan kegiatan ekstrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan yang bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam pengembangan model naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripnya yang akan diintegrasikan melalui pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut: 1. Mandiri 2. Kreatif 3. Berani mengambil resiko 4. Berintegrasi pada tindakan 5. Kepemimpinan 6. Kerja keras 7. Jujur 8. Disiplin 9. Inovatif 10. Tanggungjawab 11. Kerja keras 12. Pantang menyerah 13. Komitmen 14. Realistis 15. Rasa ingin tahu 16. Komunikatif 17. Motivasi kuat untuk sukses Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas tidakserta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai- nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu : 1. Mandiri 2. Kreatif 3. Berani mengambil resiko 4. Berorientasi pada tindakan 5. Kepemimpinan 6. Kerja Keras D. Faktor Penentu keberhasilan Usaha Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat anak untuk berwirausaha adalah 1. Kemauan Kemauan merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan seseorang untuk berwirausaha, ini merupakan suatu hal baik 2. Ketertarikan Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada ketertarikan maka terdapat daya juang dari diri seseorang untuk meraih apa yang ingin dicapai. Dalam hal ini, jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat dikatakan pula bahwa anak tersebut memiliki minat untuk berwirausaha. Ketertarikan ini muncul dapat dikarenkan banyak hal, misal karena hobby dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak. 3. Lingkungan Keluarga Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama, maka orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak. Orang perlu mengambil peran untuk mendorong anak menemukan minat dan bakat yang dimiliki anak. Selain itu, orang tua diharapkan ikut mengevaluasi dan mengapresiasi kerja keras anak, agar mereka merasa diperhatikan dan disayangi oleh orangtua sepenuhnya. 4. Lingkungan Madrasah. Pendidikan di madrasah menjadi tanggung jawab guru, dimana proses pendidikan di sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan anak dalam kehidupan bermasarakat. Guru dalam proses mendidik dan membimbing siswa juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini, tentunya sekolah memiliki konsep untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan sejak dini dengan cara menanamkan nilai- nilai kewirausahaan. Mendidik anak menjadi seorang wirausahawan tidak dalam hitungan satu, dua, dan tiga bulan saja, melainkan harus menjadi sebuah proses yang panjang dan sistematis. Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak berwirausaha tersebut, maka sekolah sebagai lembaga formal wajib membimbing siswa, mengarahkan, dan menanamkan pendidikan kewirausahaan sejak dini. Melalui pembelajaran sehari hari, guru dapat memahami karakter anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka memiliki keinginan untuk berwirausaha kelak, maka sebagai guru harus memotivasi cita- cita mereka tesebut. Tidak bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha, namun paling tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna menyalurkan nilai- nilai kebaikan dari memiliki jiwa entreprenurship. Sesuai pembahasan sebelumnya, karakterkarakter wirausaha yang dapat ditanamkan kepada siswa MI Ma’arif Aditirta dapat dimulai dari karakter- karakter baik, seperti, kreatif, mandiri, leadership, mampu memecahkann masalah, tidak mudah putus asa, mampu mengelola uang, dan dapat berinteraksi dengan orang lain. Hal penting dalam kewirausahaan adalah: a. Kreatif. Jiwa kreatif; dalam pendidikan kewiraushaan ini meliputi kreatif dalam menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai guna dari suatu barang dan jasa . Guru dapat mengembangkan jiwa kreatif anak dengan memberikan tugas mengeksplorasi barang- barang yang dianggap tidak ada nilai gunanya, atau kebutuhan kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa diberikan tugas untuk memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele menjadi sesuatu yang lebih berharga dan dapat menghasilkan keuntungan, misalnya siswa membangun kreativitas dari kain perca yang diubah menjadi berbagai bentuk kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa diberi kesempatan untuk membuat sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru. b. Karakter mandiri sangat penting juga sebagai bekal kehidupan anak, karena anak yang mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Penumbuhan karakter mandiri sebenarnya dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua dapat menumbuhkan sikap mandiri sejak usia 2 tahun, dengan mengajari anak untuk berpakaian sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain. Orang tua hendaknya tidak banyak melarang anak untuk melakukan berbagai aktivitassendiri, agar mereka berani dan mandiri. Anak yang terlalu banyak mendapatkan sikap protektif dari keluarga cenderung menjadi anak yang penakut dan tidak mandiri. c. Keterampilan memecahkan masalah memiliki keterkaitan dengan pentingnya sikap mandiri pada anak. Anak yang mandiri biasanya dengan mudah memiliki solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Guru dapat memberikan berbagai tugas pemecahan masalah yang berbasis masalah sosial di sekitar siswa. Siswa diminta untuk mengesplorasi dan menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah itu, yang pada akhirnya siswa mampu memberikan solusi pemecahan. Kendati solusi yang dipilih anak mungkin belumm menjadi keputusan yang terbaik, setidaknya guru mengapresiasi atas tindakan mereka memberikan solusi. Berdasarkan neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga merupakan salah satu cara anak dalam mempelajari problem solving. Penelitian tersebut membandingkan kemmapuan problem solving anak yang lebih sering bermain dengan permainan konvergen seperti puzzle dengan anak yang bermain dengan permainan divergen seperti balok kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan permainan divergen lebih kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Contoh permaianan lain yang juga memiliki manfaat pada kemaampuan problem solving adalah permaianna sandiwara. Permainan ―pura-pura‖ ini sering dilakukan oleh anak, mislanya anak berpura pura menjadi dokter yang emmeriksa pasiennya. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering melakukan permainan sandiwara memiliki kemampuan problem solving yang baik, dan anak yang memiliki kemampuan problem solving yang baik cenderung menyukai permainan sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru untuk mengaplikasikan berbagai permainan kreatif dalam pembelajaran untuk dapat mengasah kemampuan anak dalam memecahkan masalah. d. Mampu berinteraksi dengan orang lain. Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan bahwa 69% - 90% kegagalan dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan antarmanusia. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi guru untuk mengajarkan anak bagaimana berinteraksi yang baik dan benar dengan orang lain. Dari aspek bahasa yang diucapkan, anak diajarkan untuk mampu berkomunikasi yang santun, jelas, dan tidak berkata kotor ketika berbicara dengan orang lain. Menghargai orang lain ketika berbicara, tidak menyela, dan selalu menjaga perasaan orang lain juga wajib dipahami oleh anak. Dalam mengajarkan seni komunikasi yang efektif kepada anak, dapat dilakukan dengan kegiatan apapaun asalkan kegiatan tersebut endorong anak untuk berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa berupa cerita/story telling, menelpon seseorang, menceritakan kembali dengan kata- katanya sendiri, dan lain sebagainya. Pada akhirnya diharapkan anak- anak akan memahami bahwa mengucapkan kata- kata yang baik kepada orang lain akan menciptakan hubungan yang harmonis. II. PROGRAM KEWIRAUSAHAAN DI MA’ARIF ADITIRTA Untuk menerapkan dan supaya lebih fokus dalam melaksanakan program kewirausahaan di MI Ma’arif Aditirta maka diputuskan sebagai berikut: 1. Modelling Menurut psikolog, Dr. Seto Mulyadi cara mudah untuk penanaman nilai baik dari kewirausahaan adalah dengan bercerita. Misalnya saja, orang tua bisa menceritakan kisah tentang teman yang berhasil menjalankan bisnis, baik bisnis kecil- kecilan mapun yang sudah sukses. Setelah bercerita, orang tua dapat meyakinkan anak bahwa mereka juga bisa sukses seperti itu, dan memberikan arahan bagaiamna menjadi pengusaha baik, cerdas dan sukses. Kisah- kisah sukses dari para wirausahawan tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi anak untuk semakin bersemangat mengembangkan jiwa wirausaha yang dimilikinya. Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mendatangkan langusng narasumber (seorang wirausahawan) untuk langsung bercerita dikelas tentang usaha yang dijalankan. Pada saat narasumber bercerita, siswa dapat secara langsung bertanya tentang informasi yang ingin diketahui tentang usaha narasumber tersebut. 2. Observasi Observasi merupakan kegiatan studi lapangan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan tentang suatu objek atau keadaan. Guru dapat memberikan tugas bagi siswa untuk mengobservasi tempat- tempat usaha yang ada di lingkungan sekitar siswa atau sekolah, baik barang maupun jasa. Siswa diminta untuk mengamati berapa jumlah pegawai, barang apa yang dijual, berapa banyak barang- barang yang dapat terjual dalam satu hari, dan sebagainya. Misal, memberikan tugas pada masing- masing siswa untuk melakukan observasi di salon, bengkel, restaurant, usaha rumahan ataupun usaha-usaha lain masyarakat di sekitar atau lingkungan sekolah dan lain- lain. Siswa diminta mencatat beberapa hal yang ditemukan tentang usaha salon. Siswa dapat melakukan wawancara dengan pemilik usaha, karyawan dan bahkan para pengunjung. Dengan tugas seperti ini siswa dapat memperoleh banyak informasi dan pengalaman tentang kewirausahaan. Selain itu, tugas ini dapat melatih aspek sosial siswa MI, karena anak akan berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh data tentang proses menjalankan usaha, bagaiman proses mendirikan usaha, pelayanan terhadap pengunjung, tanggapan pengunjung, dan hal- hal lain. 3. Karya Wisata Anak- anak bisa diajak berkarya wisata atau mengunjungi tempat perbelanjaan, atau tempat- tempat produksi barang atau jasa. Misalnya anak- anak diajak berkunjung ke pabrik pembuatan makanan ringan, pembuatan kue, atau produsen- produsen kerajinan yang produknya sampai di jual ke luar kota. Pengalaman karya wisata seperti ini akan menjadi pengalaman yang mengesankan bagi anak, karena mereka dapat langsung mengetahui bagaimana proses pembuatan barang dan jasa tersebut. Rasa tertarik dan terkesan ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada anak agar nantinya bisa membuka suatu lapangan kerja dan bermanfaat dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan anak- anak. Sebelum melakukan karya wisata tentu baik guru dan guru perlu persiapan yang matang, baik dari segi alat bahan, biaya, dan waktu. 4. Market day Market day adalah kegiatan seperti bazar atau pameran yang diselenggarakan oleh sekolah, dimana terdapat siswa yang membuat dan menjual hasil karya mereka yang biasanya diselenggarakan dalam setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa mulai dari proses produksi, distribusi dan konsumsi. Kegiatan ini diawali dari pemberian tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk membuat barang atau kerajianan yang menerapkan prinsip kewirausahaan. Kegiatan ini dapat diorganisasikan dalam bentuk kelompok. Hal ini berarti siswa bersama kelompoknya mencipatakan ide membuat produk dengan menggunakan prinsip menambah nilai guna atau manfaat dari sebuah barang. Misal, siswa membuat makanan ringan seperti aneka gorengan, kerajinan dari kain perca, dari botol bekas, stick ice cream dan lain-lain yang diubah menjadi bentuk- bentuk barang yang menarik dan bermanfaat. Contoh lain; yang diikuti oleh siswa -siswi khususnya kelas tinggi. Adapun beberapa barang maupun kerajinan yang dijual hari ini seperti flanel / handycraft , coklat unik , minuman sinom dan kedelai , makanan nasi goreng dan sebagainya. Kemudian siswa diberikan untuk menjual atau menawarkan produk mereka dalam event yang diberi nama market day. Siswa yang lain dan para guru bertanggung jawab menjadi konsumen. Guru juga memiliki kewajibaan untuk terus mengontrol jalannya market day dan menanamkan nilai jual beli yang benar sesuai syaria‘at agama. Pada acara ini, pihak sekolah bisa mengundang orang tua siswa untuk ikut berpartsiispasi sebagai konsumen. Hal ini dilakuan sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan yang dilakukan oleh siswa. 5. Budidaya Tanaman Sayuran di Madrasah dan rumah Zaman yang serba sulit sekarang ini memang untuk mencari sebuah pekerjaan sangatlah sulit. Apalagi bagi mereka yang hanya tidak memiliki pendidikan tinggi. Mengajarkan siswa untuk bisa berwirausaha akan menjadikan mereka bukanlah hanya penerima sebagai buruh saja. Menciptakan lapangan usaha sendiri dengan modal secukupnya namun tekad yang kuat untuk menjadi seorang wirausahawan akan mendorong segala kemajuan dalam diri. Kewirausahaan Budidaya PertanianTanaman Sayuran di MI Melatih siswa untuk belajar berwirausaha bisa dilakukan secara tidak langsung. Misalnya kegiatan penghijauan di sekolah diselipkan dengan kegiatan kewirausahaan. Dengan kegiatan secara tidak langsung tersebut, maka siswa akan melakukan dua kegiatan secara tidak langsung pula, sehinagga kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dengan mengalir dan tidak kaku. Tanaman sayuran merupakan jenis tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Jenis tanaman ini pun merupakan komuditi makanan yang paling sering kita konsumsi. Sayuran kaya akan serta dan vitamin bagi tubuh. Tidak hanya itu, tanaman sayuran pun bisa dijadikan sebagai wahana untuk menghijaukan sekolah. Dengan penataan yang baik dan perawatan yang rutin maka tanaman sayuran mampu mengiasi sekolah sehingga mempercantik penampilan sekolah. Disamping itu juga, tanaman sayuran yang ditanam di sekolah bila digeluti dengan baik oleh siswa dibawah pembinaan guru akan menjadi peluang bisnis bagi sekolah dan siswa tersebut. Jenis tanaman sayuran yang bisa Anda coba untuk tanam di sekolah misalnya tomat, sayur hijau, ketela pohon, cabai, bayam . Tidak ada salahnya untuk mencoba hal yang baru. Mungkin kelihatannya begitu aneh menanam sayuran di sekolah. Tetapi dengan cara demikian kita akan bisa membelajarkan ank akan arti kebesihan, kerja keras, dan kewirausahan. Penanaman nilai- nilai wirausaha tidak hanya dapat dilakukan dari melalui sekolah, namun dari unit terkecil dalam masyarakat juga memegang peran yang penting, yaitu keluarga. Setiap individu adalah unik, walau berasal dari rahim ibu yang sama. Untuk itu, orang tua perlu memahami kepribadian anak masing- masing anak agar memiliki penanganan yang tepat. Akbar (2001:108) menyampaikan tentang beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendukung penanaman nilai kewirausahaan, diantaranya sebagai berikut. a. Menghargai prestasi yang dicapai anak, diharapkan orang tua tidak memberikan komentar yang menyakitkan atau mengecilkan harga diri anak b. Mendorong anak pada setiap kesempatan untuk meraih prestaasi terbaik c. Memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dengan orang lain d. Memberikan motivasi pada anak untuk selalau rajin dan tekun dalam belajar dan mengerjakan tugas- tugas. Aditirta, 10 Juli 2020 Kepala Madrasah H. Darlin, S.Pd.I NIP. 196602021989031003